Explore Mumbai – India

Hi netizen,

 

Kali ini saya akan berusaha mengupas perjalanan saya ke negeri Mumbai India. Suatu perjalanan yang melelahkan. Berangkat dari I Gusti Ngurah Rai International Airport bertolak ke Malaysia dan melanjutkan perjalanan ke Mumbai.

Tiba di Bandara Chhatrapati Shivaji, kami langsung dijemput dari pihak hotel dimana kami menginap. Sahara Star Mumbai salah satu hotel mewah di dekat Bandara. Pelayanan Airport dan pihak hotel sangat baik. Semuanya berjalan dengan lancar.

bandara-mumbai

download (8)

Karena pingin mengetahui kehidupan masyarakat Mumbai, pagi – pagi sudah jalan sambil berlari kecil menyusuri jalan – jalan disekitar area hotel. Kondisi jalan raya bagus dan lebar.

Begitu melihat lebih detail, suatu pemandangan yang sangat miris terlihat. Keindahan dan gemerlap film – film bollywood tak seindah warna aslinya. Ada rasa haru melihat situasi ini. Di pinggiran sepanjang jalan di tengah kota terdapat kehidupan masyarakat miskin. Pinggiran jalan di pakai tidur, mandi dan melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari. Tempatnya ramai dipenuhi bedeng-bedeng /tenda terbuat dari terpal/plastic/kardus. Maksud hati menikmati suasana kota ini, jadi terharu melihat kesenjangan sosial yang ada. Trenyuh melihat situasi seperti ini. Sempat juga berbincang dengan penduduk setempat, kadang mereka tidak makan dan minum selama beberapa hari. Sangat susah. Area disekitarnya sangat kotor. Boleh secara jujur aku katakan, inilah kota / Negara terkotor yang pernah aku kunjungi. Lalat dimana – mana. Bau busuk menyengat. Mereka juga mencuci pakaian disini.

images images (1)

Ya Tuhan, kadang kita merasa susah… tapi disini kehidupan bahkan lebih susah… Maka berhentilah mengeluh. Bersyukurlah atas rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepada kita.

Banyak mobil mewah berseliweran di jalan raya diantara mobil bajay / mobil tradisional seperti angkot/bemo dulu. Bedanya suaranya hampir dan nyaris tak terdengar. Mereka menggunakan gas atau accumulator? Jadi ramah lingkungan. Mobil – mobil disana semua melaju sangat kencang – kencang. Maka tidak terjadi kemacetan seperti di Negara kita. Tapi ada juga jeleknya, kondisi mobil disana kebanyakan tidak utuh alias beret/tergores atau penyok. Kalau terjadi tabrakan, mereka tidak main kekerasan atau main pukul seperti disini. Paling mereka ngomel sambil menggoyang – goyangkan kepala dan mengangkat kedua tangan serta mengangkat jari tengah.

Nah satu lagi nih, yang susah dicari adalah makanan yang sesuai selera kita. Susah nyari KFC atau Mc. Donald. Aku mencoba mencari makanan pinggir jalan sehingga tahu makanan yang ada, hingga 500 meter bahkan  1 kilo meter nggak menemukan makanan yang sesuai. Jarang ada penjual pinggir jalan. Sepertinya mie rebus makanan yang paling lezat di dunia kalau mengalami situasi seperti ini (Hahahahahahaha)

Kalau tempat wisata yang dekat – dekat dari lokasi hotel, kita bisa melihat:

GATE OF INDIA:

Gateway of India merupakan sebuah monumen bersejarah yang berada di kota Mumbai. tepatnya berada di tepi Pelabuhan Mumbai atau dikenal juga dengan nama kawasan Apollo Bunder di Mumbai Selatan dan menghadap ke Laut Arab. Monumen setinggi 26 meter ini dibangun pada masa pemerintahan British Raj yakni pada tanggal 31 Maret 1911. Pengerjaannya sendiri selesai pada tahun 1924 dan diresmikan pada tanggal 4 Desember 1924. Pembangunan monumen ini bertujuan untuk mengenang kunjungan Raja George V dan Ratu Mary ke Mumbai.

Desain bangunan monumen ini dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Skotlandia yang bernama George Wittet. Bentuk bangunannya mengkombinasikan antara arsitektur bangunan bergaya Muslim dan arsitektur bergaya Hindu yang terdapat pada dekorasi monumen ini. Bangunan ini berbentuk persegi empat dan memiliki ruang kosong di bagian tengahnya, fungsinya sebagai jalur keluar masuk.

Di sekitar bangunan monumen ini terdapat ruang terbuka yang dapat menampung ribuan pengunjung. Di dekat monumen ini berdiri Hotel Taj Mahal yang terkenal dengan kemegahannya. Dari pelabuhan yang berada di dekat monumen ini terdapat lima dermaga. Dermaga pertama digunakan secara khusus untuk Atomic Research CentreD dermana kedua dan ketiga digunakan untuk kapal feri komersil. Sedangkan dermaga keempat dan kelima digunakan khusus untuk Royal Bombay Yacht Club. Dari monumen ini, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan menuju ke Elephanta Caves menggunakan kapal feri.

IMG_9114

Gateway of India pernah mengalami serangan teror bom tiga kali (dua kali pada tahun 2003 dan sekali pada tahun 2008). Namun hal tersebut tidak mengurangi minat warga lokal maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke kawasan ini. Kawasan di sekitar monumen ini hingga sekarang masih banyak digunakan oleh warga lokal maupun wisatawan untuk menghabiskan waktu bersama teman, nongkrong, ataupun berfotoria. Selain itu, juga terdapat banyak penjaja makanan di sekitar kawasan ini.

IMG_9110

IMG_9109

Selain itu, fotografer amatiran juga sibuk menawarkan jasa berfoto dengan aktif mendekati pengunjung. Termasuk saya, yang tidak luput dari tawaran seorang fotografer. Paket 4 foto ditawari sekitar 300 ribu. Setelah tawar menawar saya dapat di harga 160 ribu untuk 4 foto. Rupanya sang fotografer tidak berhenti disini, dengan bahasa Inggris berlogat India dan gerakan kepala ala India, dia menawari saya untuk mencetak beberapa foto lagi yang ada di kamera. Satu lembar foto ukuran 4R dihargai 40 ribu. Harga ini termasuk mahal untuk ukuran di Indonesia yang biasanya antara 10 ribu atau 15 ribu. Memang rasanya sayang bila tidak mencetak beberapa foto lagi yang cukup bagus. Akhirnya saya bisa menawar 20 ribu untuk satu foto. Jadilah 4 foto lagi dicetak untuk saya bawa pulang ke Indonesia sebagai kenangan telah mengunjungi India Gate.

TAJ MAHAL  PALACE MUMBAI

Ini adalah sebuah hotel yang berada di depan Gate of India. Bergaya arsitek kolonial. Sejarahnya juga luar biasa. Buka sejak 1903, bangunan tengara yang menghadap ke Laut Arab ini bukan hanya legenda di India, tetapi juga di seluruh dunia. Desainnya adalah bunga rampai budaya dan zaman – Moorish, Oriental, Florentine dan interior kolonial yang indah dari langit-langit pualam, dan lampu gantung – dan bukti seberapa lama telah memukau elit internasional yang datang ke kota ini.

IMG_9108

Taj Mahal Palace Hotel, adalah hotel mewah warisan bintang lima yang dibangun dengan gaya Saracenic Revival di wilayah Colaba di Mumbai, Maharashtra, India, terletak di sebelah Gerbang India. Secara historis itu dikenal sebagai “Taj Mahal Hotel” atau “Taj Palace Hotel” atau hanya “Taj”.

Selama Perang Dunia I hotel diubah menjadi rumah sakit militer dengan 600 tempat tidur.

Bagian dari Taj Hotels Resorts and Palaces, hotel ini dianggap sebagai properti andalan grup dan berisi 560 kamar dan 44 suite. Ada sekitar 1.600 staf termasuk 35 kepala pelayan. Dari sudut pandang historis dan arsitektur, dua bangunan yang membentuk hotel, Taj Mahal Palace, dan Tower adalah dua bangunan yang berbeda, dibangun pada waktu yang berbeda dan dalam desain arsitektur yang berbeda. Pada 2017, Taj Mahal Palace Hotel telah memperoleh merek dagang gambar. Ini adalah bangunan pertama di negara ini yang mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual untuk desain arsitekturnya.

Hotel ini telah menjamu banyak tamu terkenal, mulai dari presiden hingga kapten industri dan bintang-bintang bisnis pertunjukan. Pendiri Pakistan, istri kedua Muhammad Ali Jinnah Ratanbai Petit tinggal di hotel selama hari-hari terakhirnya pada tahun 1929 — ibunya, Sylla Tata, dilahirkan dalam keluarga Tata.

Dipercaya secara luas bahwa Jamsetji Tata memutuskan untuk membangun hotel setelah ia ditolak masuk ke salah satu hotel besar kota itu, Watson’s Hotel, karena dibatasi hanya untuk “putih saja”. Namun, cerita ini ditantang oleh banyak komentator yang menyatakan bahwa Tata kemungkinan besar tidak peduli dengan ‘balas dendam’ terhadap musuh-musuh Inggrisnya. Sebaliknya, mereka menyarankan bahwa Taj dibangun atas desakan editor The Times of India yang merasa sebuah hotel “layak Bombay” diperlukan.

Arsitek asli India adalah Sitaram Khanderao Vaidya dan D. N. Mirza, dan proyek tersebut diselesaikan oleh seorang insinyur Inggris, W. A. ​​Chambers. Pembangunnya adalah Kontraktor Khansaheb Sorabji Ruttonji yang juga merancang dan membangun tangga apung pusat yang terkenal. Biaya konstruksi adalah £ 250.000 (£ 127 juta pada harga tahun 2008).

Awalnya pintu masuk utama ada di sisi lain, di mana sekarang kolam itu ada, dan lautan ada di belakang, meskipun sekarang selalu dilihat dan difoto dari sisi laut.

Antara 1915 dan 1919, pekerjaan dilanjutkan di Apollo Bundar untuk merebut kembali tanah di belakang hotel tempat Gateway India dibangun pada 1924. Gateway India segera menjadi titik fokus utama di Bombay.

Pelanggan aslinya terutama orang Eropa, Maharaja, dan elit sosial. Banyak tokoh terkenal di dunia dari semua bidang sejak itu tinggal di sana, dari Somerset Maugham dan Duke Ellington hingga Lord Mountbatten dan Bill Clinton.

Ketika dibuka pada tahun 1903, hotel ini adalah yang pertama di India yang memiliki: listrik, kipas Amerika, lift Jerman, pemandian Turki, dan pelayan bahasa Inggris. Belakangan ia juga memiliki bar berlisensi pertama di kota itu, restoran sepanjang hari pertama di India, dan diskotik pertama India, Blow Up. Awalnya pada tahun 1903, dikenakan biaya Rs 13 untuk kamar dengan kipas angin dan kamar mandi, dan Rs 20 dengan papan penuh.

Selama Perang Dunia I hotel diubah menjadi rumah sakit militer dengan 600 tempat tidur.

Istri kedua Muhammad Ali Jinnah Ratanbai Petit tinggal di sini selama hari-hari terakhirnya pada tahun 1929 (ibunya milik keluarga Tata). Pada 1966 bangunan itu menjadi terabaikan dan rusak, mungkin karena kehilangan pelanggan Inggris setelah 1948. The Taj Hotel adalah rumah bagi musisi Jazz legendaris Micky Correa, “The Sultan of Swing” dari tahun 1936-1960. Menara Taj Mahal, sayap tambahan hotel, dibuka pada tahun 1973. Ini dirancang oleh bersama oleh Daraius Batliwala & Rustom Patell dengan yang terakhir memiliki fokus yang lebih besar di kemudian hari.  Juga pada tahun 1970an, Taj Hotels Resorts and Palaces diselenggarakan yang membangun properti baru dan mengubah istana menjadi hotel warisan. Pada 1980, itu berkembang ke luar negeri. Hotel ini menerima paparan internasional yang luas pada tahun 2008 selama serangan teroris dan dibuka kembali setelah perbaikan ekstensif.

IMG_9107

IMG_9112

KANHERI CAVES

Terletak di antara lingkungan yang sangat tenang di Taman Nasional Sanjay Gandhi, Borivali di Mumbai, lebih dari 100 gua Buddha yang populer dikenal sebagai Gua Kanheri. Kanheri, yang dikenal sebagai Krishnagiri atau Kanhagiri dalam prasasti kuno, secara harfiah berarti gunung hitam (Krishna berarti hitam dan giri adalah gunung) dan sebagian besar dinamai batu basaltik hitamnya. Mencakup dari abad ke-1 SM hingga abad ke-11 Masehi, sebuah era yang menyaksikan kebangkitan dan penurunan agama Buddha, gua-gua ini memberikan wawasan tentang evolusinya dan juga memiliki perbedaan memiliki jumlah terbesar penggalian gua dari satu bukit.

Konstruksi gua paling awal bertepatan dengan kedatangan agama Buddha di Anathara, Sopara. Sebagian besar dari gua-gua ini adalah vihara sel tunggal atau ganda, atau biara, tanpa dekorasi apa pun dan dimaksudkan untuk hidup sederhana, belajar dan bermeditasi. Chaityagraha melayani tujuan ruang ibadah. Sebagian besar seni dekoratif dapat dilihat dalam penggalian kemudian dan, dalam beberapa kasus, sebagai tambahan nanti ke gua sebelumnya. Seorang Buddha raksasa dan Chaityagraha di Gua 3, Avalokiteshvara besar (Bodhisattva yang mewakili belas kasihan) di Gua 2, langit-langit yang dilukis di Gua 34 dan sistem pengelolaan air yang berkembang (ditunjukkan oleh keberadaan tangki air di hampir setiap gua dan tangki air besar) ) adalah beberapa highlights di Gua Kanheri.

Kanheri berkembang selama hampir satu milenium karena kedekatannya dengan kota-kota pelabuhan kuno Sopara (Nalasopara – yang dikenal karena ikatan dagangnya dengan Mesopotamia dan Mesir, antara lain), Kalyan, Thane dan Bassein (Vasai). Sebagian besar gua-gua ini tidak memiliki tanggal, tetapi prasasti dengan menyebutkan donor dan nama raja tertentu telah membantu dalam identifikasi mereka.

Pintu masuk ke gua berjarak lima kilometer lebih jauh di dalam pintu masuk Taman Nasional Sanjay Gandhi. Ada pilihan untuk mengendarai kendaraan seseorang, berjalan, naik bus, atau bersepeda ke gua. Gua ditutup pada hari Senin.

IMG_9118

IMG_9116

IMG_9117

kanheri-caves11

Semoga bermanfaat bagi netizen…

I Putu Arya Wari Gunawan

Leave a comment